Rabu, 30 November 2011

Khitanan Ocha


Khitanan Ocha
November 2011


Tujuh tahun Ocha berumur saat ini, dan sudah saatnya Ocha melakukan khitan seperti anak-anak seusia nya yang beragama Islam, inilah suatu waktu yang menjadi tanda bahwa Ocha sudah besar  dan setelah itu wajib hukumnya untuk melaksanakan rukun Islam sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah SWT.

Dengan kondisi Ocha saat ini memang tidak mudah untuk memilih metoda apa yang tepat dan dimana Ocha akan di khitan, begitu banyak keraguan dan pertanyaan yang ada dalam pikiran kami.
Berbekal browsing ke  beberapa tempat utk khitan seperti www.rumahsunat.com , www.rumahkhitan.com  dan beberapa klinik yang memang menangani anak autis untuk di khitan juga berkonsultasi dengan terapis favorit Ocha, Om Taufik Hidayat ( Polaris Therapis) dan juga membaca jurnal dan review / postingan-postingan di berbagai blog para parents anak special, kami  membandingkan metode, proses, lokasi, biaya dan cara penanganan pasca khitan akhirnya kami memutuskan untuk berkonsultasi dengan Prof.Darmawan Sp.Bedah di RSPI.  Dokter yang juga mengkhitan putera dari teman kami Adi dan Vivi. (Kami sempat bertemu ketika mereka baru saja selesai  mengkhitankan putranya beberapa waktu lalu, dimana ekspresi yang tenang dan santai dari wajah puteranya membuat kami bertanya dengan dokter siapa dan metode apa yang digunakan ).
Hasil dari konsultasi dengan Prof. Darmawan Sp.Bedah ini, membuat kami merasa yakin apalagi sang dokter mengatakan memang mempunyai proses yang khusus ketika menangani anak autis , baik dari proses pembiusannya yang menggunakan balon bius yang menarik buat anak, juga dosis obat bius  yang terukur mengingat perbedaan tingkat ketahanan tubuh  tiap anak memang berbeda dan juga kamar yang akan digunakan adalah kamar operasi bukan kamar praktek biasa (untuk  khitan yang sifatnya umum khitan dilakukan di kamar praktek) dan juga proses pasca khitan yang sangat sederhana  untuk Ocha. Yang sempat menjadi keraguan kami hanyalah  masalah harga  yang hampir seharga biaya proses melahirkan di RS umum , Total biaya yang harus kami keluarkan adalah sekitar 7 juta rupiah.  
Namun berdasarkan  diskusi dan dan doa yang kami lakukan ,  disamping secara  lokasi Ocha sudah sangat familiar sekali ( ini point yang sangat penting)  kami memutuskan untuk khitan di RSPI bersama dokter Darmawan pada tanggal  November 2011 pukul 07.00 WIB.


Di hari yang sudah direncanakan, sekitar pukul 04.45 WIB, kami sudah membangunkan Ocha, dan mengajak untuk Sholat Shubuh berjamaah seraya memohon doa untuk proses kelancaran khitan Ocha  yang akan dilaksanakan pada jam 7 pagi. Setelah berdoa  dan membersihkan badan (dilap saja) kami pun berangkat bertiga, Abah, Amih dan Ocha menuju RSPI.
Pukul 06.00 WIB Ocha masuk ke ruang operasi , dia melihat dokter yang sudah dikenalnya dan suster yang ramah yang mengijinkan membawa Nitendo-DSnya membuat Ocha merasa tenang dan yakin. Sebelum abah meninggalkan Ocha di ruang operasi abah mencium Ocha dan membisikan untuk bersama-sama melafalkan ” Bismillahirahhmannirrahim dan membacakan niat bahwa Ocha melakukan khitan karena Allah SWT”. Terus terang ini merupakan hal yang mengharukan sekaligus membanggakan buat kami sekeluarga, Ocha kecil kami masuk ke ruang operasi dengan tenang sambil tersenyum dan memandang kepada kami seolah mengatakan “ tenang Abah, tenang Amih, Ocha akan baik- baik saja”. Tidak terasa air mata saya menetes melihat  situasi ini. Ada sedikit rasa kekhawatiran dan rasa bangga, semua bercampur aduk dalam hati ini.

Sudah satu jam waktu berlalu operasi dilakukan dan kami merasa dag dig dug gak karuan , Amih menghilangkan stressnya dengan Blackberry messangernya,  sedangkan Abah  sibuk dengan kamera PEN yang sengaja di beli untuk acara khusus ini. Entah objek apa yang di photo yang jelas dinding dan kulit sofa pun jadi a untuk menutupi rasa kegalauan ini.
Akhirnya  setelah menunggu 1 jam, yang ditunggu tunggu keluar, Suster yg membawanya masuk,  keluar sambil tersenyum , mengatakan prosesnya berjalan lancar dan Ocha sedang setengah tertidur di ranjang pintu keluar kamar operasi siap untuk dibangunkan dan dibawa pulang.
Terlihat kedinginan dan setengah teller Ocha minta pulang dan ingin bermain    Nitendonya, tidak terlihat dia ketakutan bahkan kesakitan, semua terlihat biasa saja.
Ditemani bude Evie yang belakangan datang dan Mba Putu , Teman Kecil Abah yang sekarang bekerja di RSPI, kami pun menebus obat dan langsung pulang ke rumah Sebuku. 
Alhamduliah lega rasanya seperti melepaskan beban yang berat dan penantian yang panjang…yaa pastinya rasa ini pasti juga dirasakan sebagai orang tua yang mempunyai anak laki laki pertama dan ber predikat anak special . Semua terbayar dengan melihat Ocha pulang dengan wajah yang tersenyum bahagia disambut oleh sang kakak cantiknya Damara lengkap dengan hadiahnya WII merah Mario Bross, seperti yang diinginkannya.Oh yaa, memang WII merah ini adalah impiannya dan syarat memilikinya memang harus disunat seperti yg sekarang sudah dijalankannya.

Merayakan khitan Ocha memang kita rencanakan tidak berlebihan , cukup saudara dan tetangga terdekat saja yg kita kirimkan nasi kuning berkat, sekaligus minta doanya agar kesembuhan dan niat suci kami bisa di ijabah oleh Allah SWT. Selamatan kecil ini, dihadiri oleh Eyang Kakung, Eyang Putri yang khusus datang dari Lampung , Ninin yang datang dari Bogor, Bude, Pakde, Mba Alma dan  juga  Wa Arief dari Serpong beserta Wa Dewi, Ka Darin dan Zaki.


Terima Kasih ya Allah atas kelancaran, kemudahan dan Nikmat yang diberikan , mudah2an ketaqwaan kami atas proses khitan  Ocha ini membuat  kami sekeluarga lebih beriman dan khususnya buat Ocha menjadi lebih giat dalam sholat, mengaji dan berdoa, seperti yang selalu di ucapkan dan diingatkan oleh Almarhum Kiki tercinta, AMIN YARRABBALALAMIN.










Senin, 07 Maret 2011

Re- POST Putera Kembara 2007

Salam kenal dari Ibu Sintia Marta
07/13/2007

----- Original Message -----
From: Sintia Marta
To: peduli-autis Puterakembara
Subject: [Puterakembara] Salam Kenal

Dear Ibu Lenny, dan rekan millis semua.

Senang, kaget dan terharu melihat semua kabar yang ada disini. Maklum sudah hampir setahun rasanya kami diliputi rasa gundah mengenai kondisi anak kedua kami tercinta "Dypa Sochana Marta" kami panggil Ocha, berusia 2th 9bln, yang sampai saat ini belum bisa berbicara.

Ada rasa berharap ketika, membaca artikel rekan millis ttg putra-putri nya yang mengalami kemajuan yang sangat luar biasa, juga ada rasa was-was saat membaca bagi yang belum juga mengalami kemajuan bahkan rasa duka yg mendalam tentang kepergian Alif dan Jonnah. "Semoga Allah SWT menempatkan keduanya didalam istana surga yang terindah, dan buat keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan dan keikhlasan ".Amin.

Saya dan suami, ingin sekali bergabung bersama rekan millis yang tentunya mempunyai pengalaman yang sangat beragam dalam mengisi hari-hari bersama putra-putri tercinta, yang bisa menjadikan bekal untuk kami didalam membimbing Ocha tersayang.

Ocha, adalah putera kami yang kedua setelah kami memiliki sang kakak "Mara" puteri kami yang berusia 4th 3bln. Terus terang tidak ada perasaan dan kejadian yang aneh sejak Ocha masih dalam kandungan sampai usia 1,5th.Menginjak usia 1,8th kami mulai curiga mengenai perkembangannya.Ocha tidak menegok ketika dipanggil namanya, pandangannya pun sering tidak fokus ke satu tujuan.Kami pun mencari informasi, dari internet, buku maupun teman-teman.Saran dari teman untuk terapi wicara segera kami lakukan, kami pun segera mendaftarkan Ocha ke sekolah terapi.

Alhamdullilah kondisi Ocha sekarang sudah lebih baik, diusia saat ini dia sudah menengok ketika dipanggil namanya, bisa melakukan perintah sederhana seperti ,menutup pintu, ambil susu, mengambil barang dan bermain puzzle (16pieces) bahkan untuk mencium dan memeluk kami semua.Tapi yang membuat kami sedih Ocha belum bisa bicara, hanya kata-kata yg tidak jelas yang dia ucapkan, meski terapisnya selau bilang ada kata yang diucapkan ketika didalam ruangannya.

Sekarang ini Ocha masih terapi SI, wicara dan Okupasi dibeberapa tempat, kami pun rajin mengajaknya naik kuda dan berenang diakhir pekan. (Saya melihat di tv ttg terapi kuda utkanak autis).
Seperti rekan millis yang lain sayapun merasa yakin Ocha tersayang akan bisa bicara dan bisa seperti anak normal yang lain, dan dengan ditunjukkannya millis ini kepada kami adalah salah satu petunjuk Allah SWT untuk bisa membimbing,mengajarkan dan merawat Ocha menjadi lebih baik lagi Amin.

Salam
Mama Ocha

Jumat, 04 Februari 2011

Barongsai

Minggu minggu terahir ini Ocha antusias sekali terhadap Barongsai. Awalnya wa Teteh yang memberikan mainannya ketika kita akan pulang setelah  bertahun baruan di Pontianak.

Wow, pertama melihat di youtube:http://www.youtube.com/watch?v=WFoi6pkC6RI
Ocha langsung melompat kebelakang ketakutan tetapi sambil pelan pelan mengintip penasaran. Dia sangat penasaran tetapi tidak mau melihat secara berhadapan meskipun itu hanya di sebuah laptop.
Kebetulan minggu  ini kita sedang merayakan Imlek, mudah mudahan Ocha bisa menontonnya....

Test IQ

   Setelah ditunggu tunggu, hari ini Ocha test IQ di Klinik Terpadu Universitas Indonesia Depok. Jam 09.00 pagi kita sudah sampai di UI, bersama Abah, Amih dan Ocha kita langsung bertemu dengan Mba Wari , salah satu staf disana yang mengatur perjanjian dan pembayaran. Kemudian setelah mengisi data data Ocha dan orang tua, Ocha di kenalkan kepada Mba Eva sebagai physikolog yang akan melakukan assessment terhadap Ocha. Alhamdullilah semua berjalan dengan baik, lingkugan dan bertemu dengan orang baru tidak membuat Ocha nervous atau pun ragu, bahkan dia mau menjawab pertanyaan dari mba Eva. 
     Masuk ke dalam ruangan , Ocha tampaknya cukup familiar dengan keadaan sekeliling, ada meja terapi, karpet dan keranjang mainan mengingatkanya pada situasi di tempat terapinya di Pondok Indah dan Kramat Pella. Ocha pun diijinkan bermain dan menulis pada beberapa lembar kertas...tumben gak ada penolakan maupun rengekan yang biasanya dialontarkan  kalau diminta untuk menulis..

Sambil Ocha bermain, Abah dan Amih melakukan sesi interview...seperti biasanya  physikolog akan meminta orang tua bercerita mengenai sejarah nya dan hal hal apa saja yang menyangkut perkembangannya,
        Kira-kira Satu jam interview terhadap Abah dan Amih dilakukan kemudian mba Eva meminta Ocha untuk masuk ke ruang interview sedangkan Abah dan Amih menungu di luar.

Alhamdulilah hanya 45 menit Ocha didalam dan tidak ada tangisan maupun rengekan untuk minta keluar...sungguh ini menguatkan Abah dan Amih kalo Ocha sekarang sdh bisa mandiri.

Minggu depan Ocha akan ke UI lagi karena hari ini baru dilakukan obervasi , untuk test IQnya baru dijadwalkan kamis depan, mudah2an mood nya Ocha bagus seperti hari ini.